Tuesday, 18 March 2025
ONews adalah Online News

Penjualan Turun 23 Persen

Coca-Cola Terpukul oleh Reaksi Keras di Bangladesh

Kontroversi Iklan yang Menyulut Amarah Publik

Jumat, 14 Juni 2024 151
ONews
youtube
Iklan Coca-Cola di Bangladesh

ONEWS - Sebuah iklan Coca-Cola yang berupaya menjauhkan diri dari Israel memicu reaksi keras di Bangladesh, bahkan ketika perusahaan tersebut bergulat dengan boikot publik atas perang Israel melawan Hamas di Gaza.

Coca-Cola menjadi salah satu dari beberapa merek Barat yang menghadapi boikot konsumen karena dugaan keterkaitan mereka dengan Israel, yang terus-menerus membombardir Gaza. Perusahaan ini sebelumnya membantah tuduhan bahwa mereka mendanai operasi militer di Israel atau negara lain.

Israel melancarkan serangan darat dan udara ke wilayah Palestina setelah Hamas menyerang selatan Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 tentara dan warga sipil serta mengambil puluhan sandera. Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 37.000 warga Palestina sejauh ini, mengubah wilayah tersebut menjadi puing-puing dan membuat sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya kehilangan tempat tinggal dan di ambang kelaparan.

Coca-Cola merilis iklan dalam bahasa Bengali pada hari Minggu untuk "menghilangkan informasi yang salah" dan meningkatkan penjualan yang terdampak oleh kampanye Boikot, Divestasi, dan Sanksi yang dipimpin oleh Palestina terhadap Israel yang mendapatkan dukungan di negara-negara Muslim sejak perang di Gaza dimulai.

Perusahaan tersebut dilaporkan mengalami penurunan penjualan sekitar 23 persen di Bangladesh.

Iklan tersebut menampilkan seorang penjaga toko yang bertanya kepada pelanggan tetapnya di hari yang terik apakah dia ingin minum Coca-Cola. Pelanggan tersebut mengatakan dia berhenti minum minuman itu karena berasal dari "negara itu", tanpa menyebut nama Israel.

Penjaga toko kemudian melakukan pencarian untuk menemukan sumber informasi tersebut, yang ternyata berasal dari halaman Facebook yang tidak dapat diandalkan. Dia menjelaskan kepada penduduk setempat bahwa Coca-Cola bukan "dari tempat itu" dan telah dikonsumsi selama 138 tahun di 190 negara, termasuk Turki dan Spanyol.

Iklan tersebut tidak menyebutkan bahwa parlemen Turki melarang produk Coca-Cola dan Nestle dari restorannya pada bulan November. Produk tersebut tersedia di tempat lain di negara tersebut.

Spanyol bulan lalu secara resmi mengakui Palestina sebagai negara dalam langkah bersejarah untuk "mencapai perdamaian yang nyata". Iklan tersebut melanjutkan dengan penjaga toko yang mengatakan bahwa perusahaan minuman tersebut "juga memiliki pabrik di Palestina".

Halaman 1 2
Komentar
Silakan lakukan login terlebih dahulu untuk bisa mengisi komentar.